Postingan

Perihal Dunia Maya — yang Membuat Saya Gila

Gambar
Saya masih ingat bagaimana semua ini bermula. Sebuah patah hati menghampiri saya pada akhir tahun 2016. Seorang perempuan dengan gagahnya menolak saya — yang sama sekali tak menyangka akan mendapat penolakan. Di tengah kepatahan itu, saya mulai menulis di media sosial (tepatnya Instagram, Twitter, dan Wordpress) perihal patah hati dan bentuk cinta saya. Tak lama, kebahagiaan kecil muncul. Saya mendapat respon positif dari orang-orang yang membaca tulisan saya. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan — yang akhirnya membuat saya mendapat banyak kenalan baru yang menyenangkan. Di sisi lain, perempuan yang sudah menolak saya, mencibir saya dengan kata-kata semacam “lebay”, “manusia galau”, dan sebagainya. Ia sejak awal memang tidak suka jika saya menulis. Namun, saya tak gentar. Saya tetap saja menuliskan setiap guncangan yang ada di hati saya. Setelah beberapa bulan konsisten menulis di media sosial, saya perlahan sembuh. Kondisi hati saya membaik. Tak ada lagi sisa-sisa patah